Interaksi Sosial
1.
Terjadinya
interaksi
Interaksi sosial adalah hubungan dianamis
yang terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Ciri-ciri interaksi sosial Charles P. Loomis (ahli sosiologi dari
Amerika Serikat) yaitu jumlah pelaku dua orang atau lebih, terdapat komunikasi
dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang, terdapat tujuan yang akan
dicapai serta terdapat dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa
mendatang.
Interaksi sosial dapat terjadi jika
memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial (social
contact) dan komunikasi (communication).
a. Kontak
sosial terjadi ketika dua individu/kelompok berhubungan, baik secara langsung
(primer) maupun tidak langsung (sekunder). Terjadinya kontak sosial tidak hanya
bergantung dari tindakan seseorang, tetapi juga berdasarkan tanggapan (respons)
seseorang terhadap tindakan tersebut.
b. Komunikasi,
yaitu proses pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud bisa dipahami oleh penerima pesan. Aspek penting dalam komunikasi
adalah munculnya penafsiran seseorang terhadap pesan/berita yang diterima.
Beberapa komponen dalam preoses komunikasi yaitu pesan yang disampaikan, pihak
penerima pesan (komunikator), pihak yang menerima pesan (komunikan), respons
atau tanggapan dari penerima pesan.
2.
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi interaksi sosial
Interaksi sosial disebkan oleh
faktor-faktor berikut :
a. Imitasi
merupakan kecendrungan meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan
fisik seseorang secara berlebihan.
b. Sugesti
merupakan sikap, pandangan, dan pendapat orang lain yang diterima tanpa dipikir
ulang.
c. Simpati
merupakan suatu proses keetika seseorang merasa tertarik kepada pihak lain
berkaitan dengan perilaku atau penampilannya.
d. Identifikasi
merupakan kecendrungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
persis (identik) dengan pihak lain.
e. Empati
merupakan kemampuan untuk merasakan keadaan orang lain dan ikut merasakn
situasi yang dialami atau dirasakan orang lain.
f. Motivasi
merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan.
Interaksi
sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat bersifat sebagai berikut.
a. Aksidental
dan tidak direncanakan, yaitu interaksi yang terjadi secara spontan, misalnya
menyapa tetangga ketika bertemu di pasar.
b. Berulang,
yaitu interaksi sosial yang terjadi secara berulang-ulang, misalnya siswa
memimpin doa sebelum belajar setiap pagi.
c. Teratur,
yaitu interaksi yang terjadi dengan pola sama dan konsisten, misalnya acara
makan malam bersama kelaurga yang dilakukan setiap hari.
d. Disengaja,
yaitu interaksi yang terjadi sengaja/direncanakan, misalnya rapat OSIS.
e. Resiprokal,
yaitu interaksi yang mengandung makna timbal balik, dengan pelaku dua orang
atau lebih. Interaksi tidak dapat
terjadi pada satu orang saja.
3.
Identifikasi
Proses Asosiatif
Proses Asosiatif merupakan jenis
interaksi sosial yang mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkan hubungan
solidaritas antarindividu/kelompok. Proses asosiatif dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
a. Kerja
Sama (Cooperation)
Yaitu suatu usaha bersama antara
perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Berbagai bentuk
kerjasama sebagai berikut.
1. Koalisi
(coalition), yaitu kerja sama dua
organisasi politik atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama dengan cara bergabung
menjadi satu
2. Kooptasi
(cooptation), yaitu bentuk kerja sama
yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan yang akan ditunjuk untuk
mengendalikan jalannya organisasi/kelompok.
3. Tawar-menawar
(bergaining), yaitu bentuk perjanjian
mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua pihak atau lebih.
4. Patungan(join venture), yaitu kerja sama dua
badan usaha atau lebih untuk meraih keuntungan dalam bidang ekonomi.
b. Akomodasi
Akomodasi, yaitu interaksi sosial antara
individu dan kelompok dalam upaya menyelesaikan suatu pertentangan. Bentuk
akomodasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Kompromi
(compromise), yaitu persetujuan
dengan jalanm damai untuk saling mengurangi tuntutan.
2. Toleransi,
yaitu sikap menghargai yang ada dalam masyarakat.
3. Arbitrase
(arbitration), yaitu suatu usaha
penyelesaian sangketa dengan bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah
pihak yang bersengketa. Arbitrase biasanya melibatkan pihak berwajib untuk
menyelesaikan masalah.
4. Mediasi
(mediation), yaitu proses
keikutsertaan pihak ketiga sebagai penasihat yang netral dalam penyelesaian suatu perselisihan.
5. Koersi
(coercion), yaitu bentuk akomodasi
yang dilaksanakan dengan menggunakan tekanan (pemaksaan) sehingga salah satu
pihak berada dalam keadaan lebih lemah dibandingkan pihak lawan.
6. Konsiliasi
(conciliation), yaitu usaha
mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan
tersebut.
7. Ajudikasi
(ajudication), yaitu penyelesaian
konflik/perselisihan dipengadilan (meja hijau).
8. Stalemate,
yaitu keadaan yang ditandai adanya kekuatan seimbang dari kedua pihak yang
bertikai sehingga pertikaian terhenti pada titik tertentu.
c. Akulturasi
Akulturasi, yaitu proses penerimaan dan
pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu
kelompok tanpa menghilangkan kepribadian ataupun ciri khas kebudayaan yang
asli.
d. Asimilasi
Asimilasi, yaitu peleburan dua atau
lebih kebudayaan yang berbeda menjadi
satu kebudayaan tunggal yang dirasakan sebagai kebudayaan milik bersama.
Proses asimilasi mengarah pada hilangnya perbedaan.
e. Amalgamasi
Amalgamasi, yaitu meleburnya dua kelompok
budaya menjadi satu dan melahirkan kelompok budaya baru. Proses amalgamasi
mempertegas hilangnya perbedaan-perbedaan yang ada.
4.
Mengidentifikasi
Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan interaksi
sosial yang mengarah pada perpecahan. Bentuk interaksi sosial disosiatif
sebagai berikut.
a. Persaingan
Kompetisi
Persaingan/kompetisi adalah suatu proses
sosial yang dilakukan individu/kelompok untuk mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan tertentu.
b. Pertentangan
(pertikaian/konflik)
Pertentangan adalah susatu proses sosial
ketika seseorang/kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain
disertai atau kekerasan untuk mendapatkan keinginan/tujuannya.
c. Kontravensi
Kontravensi adalah usaha sadar untuk
merintangi atau menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Cara-Cara
kontravensi berupa gangguan, fitnah, provokasi, dan intimidasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar