Mutu
Pendidikan di Indonesia
Indonesia
merupakan negara besar, bangsa yang unik yang paling banyak mempunyai kultur di
dunia. Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak
daerah yang terisolir. Untuk mengurus semua itu negara pasti mempunyai
tanggungan yang besar sehingga yang pertama diperlukan adalah pendidikan.
Karena pendidikan merupakan tolak ukur dari sebuah negara.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mngembangkan
potensi dirinya baik dalam bidang seni, sosial, eksak dan lain-lain untuk menjadikan
pribadi yang berkualitas yang mampu bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Didalam
pembukaan UUD 1945 juga disebutkan bahwa tujuan bangsa Indonesia salah satunya
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga Indonesia harus mampu
menghasilkan warga negara yang berkualitas dan mengabdi untuk membangun bangsa
ini. Dari itu semua guru mempunyai peran penting untuk medididk siswa untuk
melahirkan peserta didik yang mampu bersaing di zaman yang global ini.
Namun di Indonesia mempunyai masalah yang
belum terselesaikan sampai sekarang. Salah satunya adalah mutu pendiidkan di
Indonesia. Mutu pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dengan standar
nasional apalagi standar internasional bahkan belum sampai harapan negara
sekalipun. Berikut ini faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia
kurang. Pertama yaitu kurangnya disiplin
baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik. Banyak para siswa yang
terlambat karena berbagai macam alesa, mulai dari bangun kesiangan, macet, ban
bocor, ngurusin anak suami dulu bagi guru dan lain-lain semua itu merupakan
alasan klasik. Seharusnya memang sudah disiasati sebelum berangkat sekolah agar
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dapat teratasi lebih tepatnya memanaje
waktu dengan baik sebelum berangkat. Yang kedua yaitu guru yang kurang kreatif
dalam meyampaikan materi. Guru merupakan pusat dari pemberian materi pelajaran,
yang mempunyai ilmu yang harus ditransfer ke peserta didik. Dengan itu guru harus mempumyai metode pembelajaran yang
bagus, efektif, dan efisiensi agar mampu tepat sasaran, ini merupakan masalah
yang paling sering terjadi disekolah guru tidak mampu menyampaikan materi
pelajaran secacra tepat guna. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi yaitu
mengajar tidak sesuai background pendidikannya, atau memang dari gurunya itu
sendiri yang tidak kreatif. Yang ketiga yaitu kebijakan pemerintah yang selalu
berubah. Bisa diumpamakan “ganti menteri ganti kebijakan” selalu begitu.
Seharusnya pemerintah bisa lebih konsisten dalam menentukan kebijakan dalam
menentukan kecerdasan anak bangsa yang akan menjadi penerus bangsa ini.
Kebijakan pemerintah yang saat ini meresahkan para masyarakat terutama
siswa, orang tua dan guru adalah tentang Full
Day School yaitu menteri pendidikan ingin menerapkannya di Indonesia.
Belajar seharian penuh. Yang menjadi masalah dari hal itu adalah apakah para
guru sudah mampu untuk itu? Apakah siswa akan betah diruang kelas yang
berjam-jam? Apakah orang tua setuju dengan adanya Full Day School tersebut, seharusnya pemerintah mengkaji,
memepertimbangkan apakah dampak yang akan terjadi ketika itu diterapkan. Sudah
mampukah Indonesia menerapkan hal itu? Menurut pandangan saya pribadi adalah
Indonesia masih belum mampu menerapkan hal tersebut banyak hal yang harus
dipertimbangkan yaitu tenaga pendidik, sarana dan parsarana, akses jalan menuju
sekolah, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, pemerataan sekolah
yang kurang dan lain sebagainya.
Tenaga
pendidik atau disebut guru yaitu orang yang mentransfer ilmu kepada peserta
didik. Dalam hal ini Full Day School tenaga
pendidik harus mampu melibatkan siswanya menjadi aktif, kretaif dan inovatif
sehingga suasana kelas tidak membosankan, tetapi tidak baik juga jika belajar
hanya materi dalam kelas saja, siswa harus melihat realitas yang terjadi dalam
masyarakat sehingga siswa dapat menganalisis antara materi pelajaran dan
keadaan yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat.
Sarana
dan prasaran sekolah dalam hal ini apakah Full
Day Scholl sudah memadai tiap sekolah? padahal kita lihat sendiri Indonesia
adalah negara kepulauan yang masih banyak daerah terisolasi sehingga pemerintah
sangat sulit untuk mengirimkan teknologi kepedasaan karena belum adanya aliran listrik
yang mengalir kedaerah tersebut. Jangankan teknologi, di Indonesia masih banyak
bangunan yang tidak layak pakai, bangunan rusak dan ruang kelas saja masih
banyak yang dalam satu kelas itu bisa digunakan dua kelas, guru yang kurang dan
lain sebagainya.
Akses
menuju jalan sekolah dipedesaan saja masih sulit bukan satu dua bahkan ratusan
daerah Indonesia yang mengalami hal tersebut. Contohnya saja didaerah lebak.
Lebak merupakan daerah yang dekat dengan Ibu Kota namun tidak memungkiri hal
tersebut masih ada. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dari pemerintah, apakah
dari kesadaran masyarakat sendiri. Menurut saya semua itu saling berhubungan
banyak hal masalah di Indonesia termasuk dunia pendidikan seharusnya pemerintah
daerah memperhatikan betul keadaan dalam masyarakat sendiri. Dan para
masyarakat jika hanya mengharapkan pemerintah maka akan sangat lama
direalisasikan bahkan tidak akan terjadi. Maka alternatif yang harus dilakukan
msyarakat adalah masyarakat harus mempunyai kesadaran dan kreativitas sendiri
untuk membangun desanaya dengan baik dan
menjadi sejahtera.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Penting atau tidakkah
pendidikan untuk kemashlahatan hidup. Pendidikan memang penting untuk kehidupan
di dunia maupun di akhirat. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah
pentingkah pendidikan formal untuk kehidupan? Menurut saya penting tidak
penting. Penting karena apa karena segala sesuatu hal dipelajari di pendidikan
formal walaupun tidak semuanya, alasan selanjutnya yaitu karena tuntutan zaman.
Di zaman modern ini banyak hal yang menjadi tuntutan untuk memenuhi kebutuhan yang
semakin meningkat, apalagi pada era tekhnologi seperti sekarang yang dapat
disajikan secara cepat dan efisien menuntut untuk kerja yang cepat dan tepat
sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang gesit dan berkompeten. Dan tidak setuju
karena apa karena banyak orang yang sukses bukan dilalui lewat dunia pendidikan
dan itu sudah dibuktikan banyak sekali bahkan menteri kita Susi Puji Astuti yaitu
menteri perikanan beliau dengan tekad yang kuat dan kerja keras mampu
mnghantarkan dirinya menuju kesuksesan. Menurut saya sendiri definisi sukses
itu adalah mereka yang mampu bekerja keras dengan penuh ketekuanan sampai pada
mencapai tujuannya.
Pemerataan sekolah juga menjadi pertimbangan apakah Full Day School akan diterapkan jika pemerataan sekolah saja
Indonesia masih belum mencapainya banyak anak-anak yang sama sekali tidak
menikmati bangku sekolah banyak hal yang bisa mempengaruhinya seperti pada
masyarakat Baduy mereka tidak mengenyam bangku sekolah karena memang adat
mereka tidak membolehkan mereka tidak sekolah, mereka hanya memperoleh
pendidikan dari ornag tua maupun dari alam itu sendiri, kesadaran dari orang
tua, karena bagaimanapun orang tua merupakan orang yang paling berpengaruh
untuk pendidikan anak, akses menuju sekolah yang terlalu jauh, keterbatasan
ekonomi dan lain sebgaianya yang merupaka alasan-alasan klasik yang memang
pemerintah harus mampu mengatasinya.
Kesimpulan
yang dapat saya katakan tentang rencana kebijakan Full Day School adalah saya tidak setuju dengan hal itu karena hal
itu pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit jika saja digunakan untuk
melakukan rencana seperti itu alangkah baiknya digunakan untuk akses jalan,
pembangunan sekolah, failitas maupun sarana dan prasarana sekolah, guru honor
dan lain sebagainya. Jika sekolah diterapkan belajar seharian penuh maka siswa
akan menjadi stress, sikap yang individualis karena jarangnya interaksi dengan
lingkungan sekitar dan masih banyak lagi guru yang belum siap dan lain
sebagainya.
Pendidikan merupakan komponen penting bahkan utama yang harus dijunjung
tinggi di negara ini sudah saatnya Indonesia menerapkan hal ini karena jika
dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, mutu pendidikan disana jauh lebih
maju dari Indonesia padahal mereka dulu berkiblat pada Indonesia. Masalah
memang datang kapan saja, tapi jika terus memperbaiki setidaknya masalah itu
berkurang bahkan akan selesai. Begitu juga pendidikan di Indonesia terutama
pemerintah harus memperhatikan guru. Guru yansg tugasnya banyak sekali
mencerdaskan anak bangsa harusnya memperoleh hak dan memang harus
disejahterakan agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Jangan mengatasnamakan
HAM diatas segala-galanya karena pendidikan mempunyai takaran sendiri bagaimana
caranya untuk mendidik. Sudah selayaknya para orang tua, guru dan pemerintah
mampu bekerjasama untuk membangun pendidikan, supaya terciptanya generasi emas
yang akan menjadikan Indonesai lebih sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar