Berbahagialah Tanpa Syarat
Sahabatku yang baik hatinya apa kabar
bahagia anda hari ini ? ada yang mencari kebahagiaan ditempat-tempat hiburan,
organisasi-organisasi sosial, organisasi keagamaan maupun bisnis, menyepi
ditempat gunung, dan masih banyak lagi. Bagi anda yang pernah mengalami
pencarian kebahagiaan disalah satu tempat tersebut ( diluar diri anda ), apakah
anda menemukan kebahagiaan disana? Apakah anda termasuk golongan orang-orang
yang sedang menunggu untuk berbaahagia? Ada sahabat yang menunda untuk
mereasakan kebahagiaan sampai anaknya lulus kuliah. Kemudian menundanya sampai
anaknya mendapatkan pekerjaan (yang bahkan penundaan itu diperpanjang lagi
sampai anaknya bisa berumah tangga). Begitu panjang deretan penundaan itu,
hingga ketika napas sudah ditenggorokan, akhirnya ia baru terssadar bahwa ia
terus menerus menunda untuk merasakan kebahagiaan. Lalu, apakah benar bahwa
kebahagiaan harus ditunda terus, bahkan seseorang masuk surga? Tahukah anda
yang baik hatinya, mencari dan menunggu datangnya kebahagiaan adalah sia-sia?
Kebahagiaan sejatinya lahir saat anda bisa hidup dengan utuh, tanpa ada sekat.
Setiap detik dalam kehidupana adalah aliran kebahagiaan yang seharusnya kita
syukuri dan nikmati sepenuh hati. Bagi seseorang yang menikmati kehidupan tidak
ada namanya sedang bekerja maupun berlibur yang adanya hanyalah ia sedanga
menikmati hidup sambil terus meneriakkan ujaran favoritnya, “its my life”.
Sahabtku, marilah kita menikmati hidup
dengan penuh rasa syukur. Setiap detak jatung mengalirkan darah kepenjuru buluh
dalam tubuh, setiap kembang kempisnya kantong paru-paru dalam mengalirkan
oksigen keseluruh tubuh, dan setiap keteraturan yang menghidupkan jasad serta
jiwa kita, seharusnya sudah lebih dari cukup untuk membuat kita bahagia. Menikmati
“saat ini” dengan penuh rasa syukur adalah sumber kebahagiaan sejati dalam
kehidupan.
Kesimpulannya yaitu kebahagiaan sejak lahir
saat kita bisa hidup dengan seutuhnya, tanpa ada sekat. Setiap detik dalam
kehidupan kita adalah aliran kenikmatan hidup. Bagi mereka yang mencintai
kehidupannya, tidak ada yang namnay sedang bekerja atau sedang berlibur yang
ada hanyalah ia sedang menikmati hidup dengan terus meneriakkan ujaran
favoritnya, “its my life”.
Sumber:SusantoEdi.DinnerForYourSoul.2012.Yogyakarta:DIVApress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar