Pengembangan
Pendidikan IPS di Masyarakat
Dunia
pendidikan dewasa ini dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman atau sekarang
dikenal dengan era globalisasi dimana sekarang pola pikir kita dituntut untuk
aktif, kreatif, efisiensi dan efektivitas dalam melakukan segala hal, termasuk
pendidikan dan begitu juga dengan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu
Pengetahuan Sosial sendiri adalah “Bidang pengajaran yang diberikan disekolah
dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial
yang berisikan konsep pengalaman belajar yang dipilih dan ditaati atau
diorganisir dalam kerangka studi keilmuan sosial”. Untuk mengikuti perkembangan
zaman dan tidak tertinggal dengan pendidikan yang berbasisis global maka
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial perlu adanya pengembangan supaya PIPS
menjadi disiplin ilmu yang fleksibelitas dan mudah dipahami oleh para peserta
didik yang mempelajarinya.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, apabila PIPS tetap ingin eksis dan
mempunyai kedudukan yang berarti bagi umat manusia.
1. Pembaharuan
kurikulum PIPS hendaknya bukan sekedar tambal sulam, tetapi lebih bersifat
multidisipliner, dan berorientasi pada “functional
knowladge” serta aspirasi kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai agama.
2. Pengajar
harus mampu menyajikan pengajaran/pembelajaran yang bersifat interdisiplin,
berperan sebagai fasilitator pembelajar, dan menjadi problem solver baik
dikampus/ sekolah maupun tengah-tengah masyarakat. Pengajar harus mampu
memahami kebutuhan dasar lingkungannya, sehingga pengajaran PIPS tidak bersifat
kering.
3. Membangun
hubungan secara sinergis antra LPTK, praktisi pendidikan, sekolah, pembuat
kebijakan pendidikan, serta berbagai elemen environment guna melakukan sharing
untuk menyusun kurikulum yang integratif dan responsif terhadap pengembangan
permasalahan-permasalahan riil, baik lokal, regional, nasional, maupun
internasional. Kurikulum IPS harus bersifat fleksibel, artinya senantiasa bisa
diubah, perubahan secara kontinu supaya
tidak ketinggalan zaman.
4. Kurikulum
PIPS mampu membuat estimasi kehidupan yang yang akan datang. Paradigma
kurikulum PIPS mamapu membuat berorientasi ke depan. Anak didik pada masa
sekarang, mereka akan menempuh usia dewasanya pada 10-50 tahun yang akan
datang. Konsekuensinya, kurikulum harus mampu mengantisipasi kecendrungan-kecendrungan
yang akan datang.
Menurut Sapriya, (2009:176) bahwa pengembangan PIPS di masyarakat adalah
salah satunya dengan pengembangan partisipasi sosial, dimana topik utama dari
pengembangan partisipasi sosial ini yakni pengembangan kepekaan sosial dan
menerapkan strategi pengembangan partisipasi sosial.
1. Pengembangan
Kepekaan Sosial
Secara
harfiah, istilah “kepekaan” (sensitivity)
berasal dari kata peka (sensitive)
yang berarti mudah merasa atau mudah terangsang, atau suatu kondisi seseorang yang
mudah bereaksi terhadap suatu keadaan. Apabila dikaitkan dengan kondisi sosial
(kemasyarakatan) maka istilahnya menjadi kepekaan sosial (social sensitivity), ialah kondisi seseorang yang mudah bereaksi
terhadap masalah-masalah sosial/kemasyarakatan. Pengertian kepekaan sosial
tampaknya ada kaitan dengan istilah kesadaran sosial (social awareness), ialah kemampuan peserta disik menjadi paham (informed about) dan peka (sensitive) terhadap aspek-aspek politik,
sosial, ekonomi dimasyarakat.
2. Pengembangan
Partisipasi Sosial
Pengembangan partisipasi sosial sejalan dengan tujuan IPS bahwa aspek
yang cukup penting dan perlu diterapkan kepada peserta didik dapat
berpartisipasi secara aktif dalam kegitan-kegiatan sosial. Belajar IPS tidak
cukup dalam bentuk hapalan atau hanya melatih
daya ingat saja, tetapi belajar IPS
hendaknya dapat memberdayakan peserta didik sehingga segala potensi
kemampuannya, baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilannya dapat berkembang,
semua kemampuan ini dapat diwujudkan dalam proses pembelajaran melalui
aktivitas pelatihan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Kosasih
Djahiri (1979) dalam (Sapriya, 2009:185) mengemukakan bahwa anak muda perlu
turut serta dalam realita kehidupan bukan hanya sebagai penonton melainkan langsung
sebagai pelaku. Namun sebelum dan selama proses partisipasi tersebut, para
remaja perlu dibina, dijembatani, dan dibimbing sehingga tidak terjadi suatu
gap (kesenjangan) yang terlalu lebar anatara generasi baru dan lama.
Jadi,
pengembangan PIPS di kalangan masyarakat harus memperhatikan segala aspek yang
mendukung untuk kemajuan tersebut seperti halnya metode pembelajaran yang
dibawakan oleh guru, kurikulum PIPS yang sesuai dengan kebutuhan zaman, dan
kurikulum juga supaya menjadi wahana bagi pesrta didik dalam belajar mengkaji
dan menganalisis tentang isu-isu kemasyarakatan dan akibat-akibat dari kemajuan
ilmu dan teknologi, dalam pembelajaran PIPS juga harus memperhatikan lingkunagn
sekitar khususnya guru dapat membantu kepada siswa untuk dapat berkomunikasi
dengan baik minimal dimana tempat peserta didik itu tinggal, dan pola pikir
PIPS dimasyarakat juga harus mempunyai sikap mental yang kondusif dan menerima
pembaharuan atau sekarang lebih dikenal dengan istilah modernisasi, agar
pembelajaran PIPS dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman.
Sumber : Rachmah Huriah.(2014).Pengembangan Profesi
Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar