Gambaran
Keibuan Tradisional
Rasanya belum terlalu lama bahwa para
wanita kita mulaipunya piliham : menjadi ibu rumah tangga murni atau wanita
yang bekerja. Secara tradissonal, gambaran keibuan masih mengacu kepada ibu
yang lebih banyak dirumah. Tentang usia terbaikuntuk hamil dan melahirkan anak,
pandangan tradisional mengatakan bahwa diatas 18 tahun dan dibawah 25 tahun
adalah masa yang terbaik untuk melahirkan, karena masa itu seorang wanita
dianggap paling subur dan sehat. Dan akhirnya, menjadi seorang ibu pada zaman
dahulu sama artinya dengan menjadi isteri dan pengurus rumah tangga.
Gambaran keibuan masa lalu kira-kira
dapat digambarkan lewat ungkapan-ungkapan seperti dibawah ini:
Pertama-tama
aku adalah seorang ibu. Bagiku, pengabdian kepada anak adalah sepanjang masa. Kesehatan badan dan kemajuan budi
pekrtinya adalah tanggung jawabku. Tiap jam dan tiap menit dari hidupku
disediakan bagi mereka. Mengantar kesekolah, menerima rapor, mengurus
seragamnya,membeli buku-buku dan alat tulisnya serta menghadiri rapat orang tua
murid adalah tugas utamaku.
Tugas-tugas lain ktangani pula seperti memestakan ulang
tahunnya, mendatangkan guru les privat, mengurus les tari dan piano serta
mengikutkannya dalam lomba lukis. Kudorong ia rajin belajar, kupilihkan buku
bacaan yang baik baginya, kubimbing ia mengerjakan PR-nya dan kubawa ia
mengenal lingkungannya terutama obyek wisata yang penting-penting.
Bila merasa sakit, kurawat mereka dengan
segenap hatiku dan kucarikan dokter yang terbaik buat mereka. Bila aku harus
banyak berpergian, kudatangkan pengganti pangasuh (baby sitter) bagi mereka.
Bersam ayahnya, aku menanamkan disiplin dan tanggung jawab agar mereka kelak
menjadi anak yang berbudi.
Begtiulaah, segala tugas yang harus
ditangani oleh ibu. Jika itu semua sudah dilakukannya, hatinya akan tenang
karena kelak anaknya pasti akan menjadi anak yang baik. Ingat pepatah “surga
ada di bawah telapak kaki ibu”. Tida hal yang lebih buruk di dunia ini daripada
seorang ibu yang jahat. Ingatlah syair yanyian berikut “kasih ibu kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa, selalu memberi tak harap kembali, bagai sang
surya mnyinari dunia.”
Sumber:SusantoAgus.1989.WanitaSuper.Yogyakarta:Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar